Kabupaten Majalengka kini memiliki taman sejarah yang baru saja diresmikan pada Kamis 6 Januari 2022. Taman sejarah ini dilengkapi dengan informasi tentang pemimpin Majalengka dari masa ke masa hingga foto para tokoh.
Di taman ini juga terdapat relief raksasa yang terukir dengan panjang sekitar 30 meter dan tinggi 4 meter. Relief tersebut menceritakan tentang peristiwa yang pernah terjadi di Majalengka sejak abad 13 hingga 18.relief raksasa itu dibuat oleh 2 pemahat asal Majalengka dan Jepara, Jawa Tengah.
Kisah Singkat 6 Segmen Relief Taman Sejarah Majalengka
1. Kejayaan Kerajaan Talaga Abad ke-14
Cerita dibuka dengan mengisahkan tentang Kerajaan Talaga yang pernah berkuasa di Kecamatan Talaga pada abad ke-14 di bawah pemerintahan Ratu Simbar Kancana.
Relief ini memperlihatkan kehidupan sehari-hari rakyat, serta benda-benda bersejarah dari Kerajaan Talaga, seperti Gamelan, Goong Renteng yang digunakan untuk menyambut tamu kerajaan dan meriam Cetbang, sebuah meriam kuno yang masih ada hingga kini tersimpan di Museum Talaga Manggung.
2. Perjuangan Melawan Penjajah Belanda
Peristiwa kolonial mengangkat tokoh bernama Ki Bagus Rangin, seorang pahlawan dari utara Majalengka bersama masyarakatnya melawan penjajah Belanda.
Relief ini menggambarkan kisah heroik Ki Bagus Rangin dan rekan-rekannya yang berperang dengan gagah berani di daerah Jawura, sebuah tempat yang lokasinya kini berdekatan dengan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati.
3. Terbentuknya Kabupaten Majalengka
Pada segmen ini menceritakan tentang pembentukan Kabupaten Maja oleh pemerintahan kolonial Belanda pada 5 Januari 1815 dan penunjukan Bupati Maja pertama, R. T Dendanegara (1819 – 1839), yang menjadi tonggak berdirinya Kabupaten Majalengka.
Relief ini juga menampilkan Staatblaad Belanda No 7 Tanggal 11 Februari 1840 yang mencatat perpindahan pemerintahan Kabupaten Maja ke Sindangkasih, yang kemudian berganti nama menjadi Majalengka.
4. Perpindahan Pemerintahan ke Sindangkasih
Segmen keempat menggambarkan perpindahan tempat pemerintahan Kabupaten Maja ke daerah Sindangkasih, yang kini menjadi bagian dari Majalengka.
Ilustrasi ini menampilkan proses perpindahan tersebut dengan menggunakan kuda, sementara Bupati digantikan oleh R.A.A Kertadiningrat.
5. Era Bupati R.A.A Kertadiningrat
Segmen kelima menceritakan masa pemerintahan Bupati R.A.A Kertadiningrat (1839 – 1858). Pada masa ini, Raden Saleh, seorang seniman terkenal ditunjuk sebagai arsitek pembangunan pendopo Majalengka dan melukis potret R.A.A Kertadiningrat. Dalam keterangan pada relief, disebutkan bahwa R.A.A Kertadiningrat adalah paman dari Raden Saleh.
6. Warisan Infrastruktur Kolonial Belanda
Segmen terakhir mengisahkan pembangunan berbagai infrastruktur pada masa kolonial Belanda, seperti pabrik gula Kadipaten, pabrik gula Jatiwangi dan dermaga sungai Cimanuk yang menjadi jalur transportasi penting dari Batavia ke Majalengka.
Sementara, filosofi dari penampakan Gunungan yang muncul di bagian paling atas relief juga memegang arti penting. Gunungan seperti dalam pagelaran wayang, menandakan dimulainya sebuah cerita yang tertuang dalam relief.
Ini juga mengingatkan bahwa sejarah senantiasa erat dengan kuasa Sang Pencipta yang dilambangkan oleh Gugunungan yang mendominasi perjalanan para pelaku sejarahnya.





Rencana Perjalanan
- Menambah Wawasan Sejarah Lokal:Taman Sejarah Majalengka menyediakan informasi tentang sejarah Kabupaten Majalengka, mulai dari awal terbentuk hingga sekarang, yang dapat menambah pengetahuan pengunjung tentang sejarah daerah tersebut.
- Melestarikan Warisan Budaya:Dengan mengunjungi tempat bersejarah, pengunjung turut serta dalam upaya pelestarian warisan budaya, terutama bagi generasi muda.
- Memberikan Pengalaman Belajar yang Berbeda:Pengalaman belajar di Taman Sejarah tidak hanya terbatas pada informasi tertulis, tetapi juga melalui visualisasi, seperti relief raksasa yang menceritakan peristiwa sejarah Majalengka.
- Sarana Edukasi bagi Masyarakat:Taman Sejarah Majalengka dirancang sebagai pusat edukasi, di mana pengunjung dapat belajar tentang sejarah kabupaten melalui penjelasan dari pemandu yang disediakan.
- Meningkatkan Kebanggaan akan Nilai Lokalitas:Wisata sejarah dapat meningkatkan rasa bangga akan identitas dan nilai-nilai kebudayaan lokal, termasuk di Majalengka.
- Mendukung Pariwisata Berkelanjutan:Pengembangan pariwisata, termasuk wisata sejarah, dapat melibatkan komunitas dan warga lokal, serta memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah.