Warga Kabupaten Majalengka banyak yang mengetahui Gedong Jangkung, bangunan rumah bergaya klasik yang dibangun zaman era sebelum Indonesia merdeka yang terletak di Jalan KH Abdul Halim ,namun banyak yang hanya mengetahui dari luar saja tanpa tahu sejarah sebenarnya dari Gedong Jangkung.
Dahulu bangunan ini adalah milik seorang pengusaha keturunan Cina, yaitu keluarga Tjia Kian Liong atau yang dikenal dengan William Soerjadjaya pendiri Usaha grup Astra Internasional tbk yang kemudian dijual kepada keluarga H. Saleh yang kemudian diwariskan lagi kepada pemiliknya yang sekarang Hj. Maryam. Seperti pada bangunan peninggalan zaman Belanda lainnya, disini pun tidak ada ruang kamar mandi atau wc. Ingat, hal ini serupa bangunan Lawang Sewu di Semarang, yang mana meskipun memiliki banyak pintu tapi tak ada satupun pintu untuk ke kamar mandi atau wc, karena memang tidak ada ruang yang dikhususkan untuk kamar mandi atau wc. Orang Belanda atau Eropa zaman dahulu memang jarang atau tidak pernah mandi, sampai-sampai Gubernur Hindia Belanda mengeluarkan peraturan yang mewajibkan mandi minimal seminggu sekali.
Gedong Jangkung memiliki arsitektur yang khas serupa bangunan zaman dulu. Berupa kastil dengan menara menjulang tinggi di sayap kanan bagian depan gedung yang membuat bangunan ini disebut Gedong Jangkung.
Kendati usianya sudah cukup tua, namum kualitas bangunan warisan zaman dulu memang terkenal kekuatannya. Masih tampak kokoh dan orsinil sesuai dengan aslinya. Bagian dalam bangunan ini tampak luas dan tinggi, meninggalkan kesan lega dan lapang. Terdapat 3 kamar tidur yang luas, ruang tamu, ruang keluarga, ruang dapur, ruang tengah, dan 2 kamar mandi. Kaca-kaca ruangan yang berwarna dan bermotif tumbuhan kian menambah aura antik yang kental.
Melangkah keluar gedung dari pintu belakang menuju samping, di sayap bagian kiri terdapat tangga menuju teras atas. Sebuah teras atas yang cukup luas untuk tempat bermain, teduh dipayungi oleh dedaunan pohon mangga yang rimbun. Dari atas teras atas ini, kita bisa melihat jalan raya K.H. Abdul Halim yang berada tepat di depan gedung dan melihat keantikan atap samping gedung di sebelah kiri.
Sementara itu, di halaman belakang terdapat gudang tempat menyimpan barang-barang yang sudah tidak terpakai lagi. Kemungkinan dulu dipergunakan untuk menyimpan kuda atau kendaraan pemilik gedung. Halaman belakang ini terlihat jelas dari ruang keluarga atau ruang tengah bagian dalam gedung yang desain kacanya dibuat melengkung.
Untuk masuk ke dalam Gedong Jangkung, baik dari pintu depan maupun samping harus melalui beberapa anak tangga. Pondasi bangunan memang dirancang lebih tinggi dari halaman. Hal ini menambah kesan anggun dan berwibawa bagi Gedong Jangkung, terlebih lagi letaknya di jalan utama Kota Majalengka sehingga cukup menarik perhatian bagi setiap orang yang melihatnya.



Rencana Perjalanan
- Menikmati bangunan tua: Jelajahi dan nikmati arsitektur bangunan tua Gedong Jangkung.
- Fotografi: Abadikan keunikan bangunan tua ini dengan berfoto.
- Mempelajari sejarah: Cari informasi lebih lanjut mengenai sejarah Gedong Jangkung dari berbagai sumber.